Kamis, 29 April 2021

Pengantar Psikologi Perkembangan Anak

Pengantar Psikologi Perkembangan Anak

Zulaeni Esita

Dosen Psikologi, Universitas Muhammadiyah Kendari


Pendahuluan

Psikologi perkembangan adalah studi ilmiah yang mempelajari tentang perubahan-perubahan pikiran dan perilaku yang berkaitan dengan usia (Upton, 2012). Ada enam tujuan pokok dari psikologi perkembangan, yaitu:  (1) menemukan perubahan-perubahan apakah yang terjadi pada usia yang umum dan yang khas dalam penampilan, perilaku, minat,dan tujuan dari masing-masing periode perkembangan; (2) menemukan kapan perubahan-perubahan itu terjadi; (3) menemukan sebab-sebabnya; (4) menemukan bagaimana perubahan itu mempengaruhi perilaku ; (5) menemukan dapat tidaknya perubahan-perubahan itu diramalkan; dan (6) menemukan apakah perubahan itu sifatnya individual atau universal (Hurlock, 1980).

Sumber: https://medium.com/invisible-illness/tell-me-what-was-your-childhood-like-2039e2a0a516

Istilah umum yang terkait dengan kajian ini adalah istilah pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan-perubahan fisik/biologis (Irwanto, 2002). Contoh: penambahan berat badan, ukuran lingkar kepala anak, tinggi badan, dan lain sebagainya. Sedangkan, istilah perkembangan diartikan sebagai suatu rangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kamatangan dan pengalaman (Hurlock, 1980). Contoh: merangkak, berjalan, berlari, bubbling,berbicara, dan lain-lain.  

Menurut Hurlock (1980), bahwa ada beberapa fakta penting tentang perkembangan, yaitu:

  1. Sikap kritis, sikap kebiasaan, dan pola perilaku yang dibentuk selama tahun-tahun pertama akan menentukan seberapa jauh individu mampu menyesuaikan diri di kehidupan selanjutnya.
  2. Kematangan dalam memainkan peranan yang penting dalam perkembangan. Kematangan adalah terbukanya sifat-sifat bawaan individu dalam fungsi phylogenetik. Fungsi ini adalah f  ungsi yang lazim ditemui oleh manusia seperti merangkak, duduk, dan berjalan. Belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha individu yang biasa disebut sebagai fungsi ontogenetic (fungsi yang diperoleh dari proses latihan), contoh: belajar menulis, bawa mobil, anak belajar jalan.
  3. Perkembangan mengikuti pola tertentu dan dapat diramalkan. Hukum ini disebut hukum arah perkembangan atau hukum “cephalocaudal”. Maksudnya bahwa perkembangan menyebar terus dari kepala sampai ke kaki (menyeluruh). Sedangkan hukum proximodistal menerangkan bahwa perkembanga individu menyebar keluar dari titik poros sentral tubuh ke anggota-anggota tubuh.
  4. Bahwa semua individu berbeda. Menurut Dobzhansky (dalam Hurlock, 1980) bahwa setiap orang secara biologis dan genetis benar-benar berbeda satu sama lainnya  bahkan pada kasus anak kembar sekalipun. Menurut Neugarten (dalam Hurlock, 1980) bahwa orang-orang dewasa tidak saja jauh lebih kompleks dari anak-anak, tetapi mereka juga jauh berbeda satu sama lain, dan perbedaan ini semakin meningkat sesuai umur mereka.
  5. Setiap perkembangan memiliki pola perilaku dan karakteristik. Pola-pola ini ditandai dengan periode equilibrium (apabila individu dengan mudah menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan dan akhirnya berhasil mengadakan penyesuaian diri dan sosial secara baik). Periode disequilibrium yaitu apabila individu mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri sehingga menyebabkan penyesuaian diri dan sosialnya menjadi buruk. 
  6. Setiap tahapan perkembangan mempunyai resiko
  7. Bahwa perkembangan harus dibantu dengan adanya rangsangan
  8. Perkembangan akan dipengaruhi oleh perubahan budaya
  9. Dari setiap tahapan perkembangan diharapkan ada harapan sosial di dalamnya.

Havighurst (dalam Hurlock, 1980) mengatakan bahwa dalam tahapan-tahapan perkembangan terdapat tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh individu. Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau periode tertentu dari kehidupan individu yang apabila berhasil akan menimbulkan rasa bahagia, sebalikanya jika gagal akan menimbulkan rasa kekecewaan dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya. Tabel di bawah ini memaparkan tugas-tugas perkembangan individu di tiap tahapnya.  

Tabel 1. Tugas-Tugas Perkembangan Havighurst 

TUGAS – TUGAS PERKEMBANGAN

Masa Bayi (0-2 tahun) dan Awal Masa Kanak-kanak (2-6 tahun) 

· Belajar memakan makanan padat

· Belaj ar berjalan

· Belajar berbicara

· Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh

· Mempelajari perbedaan seks dan tata caranya

· Mempersiapkan diri untuk membaca

· Belajar membedakan benar dan salah, dan mulai mengembangkan hati nurani

 

Akhir Masa Kanak-Kanak (6-12 tahun) 

· Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum

· Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh

· Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya

· Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat

· Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung

· Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari

· Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata & tingkatan nilai

· Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok social dan lembaga-lembaga

· Mencapai kebebasan pribadi

 

Masa Remaja 

· Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita

· Mencapai peran social pria, dan wanita

· Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif

· Mengharapkan dan mencapai perilaku social yang bertanggung jawab

· Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya

· Mempersiapkan karir ekonomi

· Mempersiapkan perkawinan dan keluarga

· Memperoleh perangkat nilai dan system etis sebagai pegangan untuk berperilaku

· Mengembangkan ideology

 

Awal Masa Dewasa 

· Mulai bekerja

· Memilih pasangan

· Belajar hidup dengan tunangan

· Mulai membina keluarga

· Mengasuh anak

· Mengelola rumah tangga

· Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara

· Mencari kelompok social yang menyenangkan

 

Masa Usia Pertengahan 

· Mencapai tanggung jawab social dan dewasa sebagai warga negara

· Membantu anak-anak remaja belajar untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia

· Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang untuk orang dewasa

· Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai suatu individu

· Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada tahap ini

· Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan

· Menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua

 

Masa Tua 

· Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan

· Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income keluarga

· Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup

· Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia

· Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan

·  Menyesuaikan diri dengan peran social secara luwes

 

 

Teori – Teori Perkembangan

Mata kuliah ini membahas beberapa teori perkembangan, diantaranya adalah teori-teori psikodinamika, teori-teori belajar, teori-teori konstruktivis dan konstruktivis sosial.  

Teori-teori Psikodinamika

Teori ini meyakini bahwa perilaku dimotivasi oleh kekuatan-kekuatan, memori-memori, dan konflik-konflik dalam diri, dimana individu hanya memiliki sedikit kesadaran atau kendali atasnya. Kekuatan-kekuatan dalam diri merupakan hasil dari pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak dan terus mempengaruhi perilaku individu sepanjang hidupnya. Tokoh-tokoh teori ini adalah Sigmund Freud dan Erik Erikson.

Teori-teori Belajar

Teori ini mengungkapkan bahwa perkembangan individu dipahami dengan cara mengamati perilaku individu dan mengamati respon individu terhadap stimuli lingkungan. Asumsinya adalah bahwa perilaku  merupakan respon yang dipelajari terhadap penguatan (reinforcement) yang diberikan oleh lingkungan. Tokoh-tokoh teori ini adalah B.F. Skinner, John B. Watson, Albert Bandura.

Teori-teori konstruktivis dan konstruktivis sosial

Teori konstruktivis berasumsi bahwa pembelajaran dan perkembangan terjadi ketika individu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Individu merupakan pembelajar aktif. Individu membangun pengetahuan dan pemahaman mereka sendiri tentang dunia sebagai hasil dari tindakan-tindakan mereka di lingkungan. Tokohnya adalah Jean Piaget.

Teori konstruktivis sosial  menekankan pengaruh lingkungan sosial dan budaya pada perkembangan individu. Kontek social dan budaya serta interaksi individu dengan orang lain dianggap penting dalam perkembangan. Tokoh teori ini adalah Lev Vygotsky dan Urie Bronfenbrenner.

(Upton, 2012).

Tokoh  – Tokoh Utama Psikologi Perkembangan

John B. Watson (1878-1958). Aliran behaviorisme. Meyakini bahwa perilaku manusia bisa dipahami dari pengalaman dan pembelajaran. Semua perilaku merupakan produk lingkungan dan pengalaman , sedangkan faktor-faktor biologis tidak berperan dalam perkembangan. Semua pembelajaran terjadi melalui pengkondisian. Terkait dengan perilaku dan konsekuensi. Konsekuensi dapat menguatkan perilaku dan mengurangi perilaku. Perilaku yang meningkatkan karena adanya penguatan, sedangkan menurunnya perilaku karena adanya hukuman.

Albert Bandura (1925 -). Ia berpendapat bahwa perilaku manusia dipelajari dengan cara mengamati perilaku dan sikap-sikap orang lain, dan menggunakannya sebagai contoh bagi perilaku sendiri (teori belajar sosial). Kita memilih siapa yang akan kita tiru                  belajar bukanlah proses otomatis namun tergantung pada proses internal dan lingkungan. Kita hanya meniru perilaku model yang menurut kita itu menarik atau yang kita inginkan.

Sigmund Freud (1856-1939). Dikenal dengan teori perkembangan psikoseksual. Menurutnya, bahwa kepribadian berkembang melalui serangkaian tahap, dimana energi psikoseksual id terfokus pada berbagai bagian tubuh seiring anak tumbuh menjadi dewasa. Energi psikoseksual atau libido digambarkan sebagai kekuatan penggerak dibalik perilaku. Ada lima tahap perkembangan yang diajukannya.

Tabel 2. Lima Tahap Perkembangan Psikoseksual Freud.  

Tahap

Umur

Ciri-Ciri

Oral

Lahir – 1    thn  

Interaksi utama bayi dengan dunianya adalah melalui mulut. Mulut sangat penting bagi bayi. Mereka memperoleh kenikmatan dari rangsangan oral melalui aktivitas-aktivitas yang memuaskan, seperti: mencecap dan mengisap.  

Anal

1 thn – 3 thn

Fokus  utama libido adalah dalam mengendalikan kandung kemih dan gerakan isi perut. Latihan ke toilet adalah isu utama bagi anak-anak dan orang tua. Tekanan yang terlalu besar dapat mengakibatkan kebutuhan berlebihan akan keteraturan atau kebersihan di kemudian hari dalam hidupnya. Sedangkan, tekanan yang rendah akan mengakibatkan perilaku jorok dalam hidupnya kelak.

Falik

3 thn – 6 thn  

Fokus pada genital.  Menurut Freud, anak laki-laki mengalami suatu kompleks Oedipus dan anak-anak perempuan mengalami kompleks Elektra, atau  ketertarikan pada orang tua yang berlawanan jenis dengan mereka. Untuk mengatasi konflik ini, anak menyerap nilai-nilai dan karakteristik orang tua yang sama dengan jenis mereka, dan sekaligus membentuk superego.  

Laten

6 thn – 11 thn

Anak mengembangkan keterampilan-keterampilan sosial,nilai-nilai, dan hubungan dengan kelompok sebaya dan orang-orang dewasa di luar keluarga.  

Genital

11 thn – 18 thn

Munculnya pubertas.

  

Erik Erikson (1902-1994). Ia meyakini bahwa perkembangan berlangsung sepanjang hidup, bukan sekedar pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak yang menentukan kesehatan psikologis di masa dewasa. Ia memberikan banyak penekanan pada aspek-aspek sosial dan budaya pada perkembangan. Ada delapan tahap perkembangan menurutnya, yang dikemukakan sebagai tahap perkembangan psikososial.

Tabel 3. Tahap Perkembangan Psikososial Erikson

  Tahap

Konflik dasar

Peristiwa penting

Hasil

Bayi (lahir – 18 bln)

Kepercayaan  vs ketidakpercayaan

Makan

Anak-anak mengembangkan rasa percaya bila orang-orang yang mengasuhnya memberikan perhatian dan kasih sayang. Ketiadaan hal tersebut akan menimbulkan ketidakpercayaan.

Masa kanak-kanak awal (2 – 3 thn)

Otonomi vs rasa malu dan ragu

Latihan ke toilet

Anak-anak perlu mengembangkan rasa pengendalian pribadi atas keterampilan-keterampilan fisik dan rasa kemandirian. Keberhasilan tahap ini akan mendorong perasaan otonomi, kegagalan menimbulkan rasa malu dan ragu.

Prasekolah (3thn – 5thn)

Inisiatif  vs  rasa bersalah

Eksplorasi

Anak-anak perlu mulai menunjukkan kendali dan kekuasaan atas lingkungan. Keberhasilan dalam tahap ini akan mendorong rasa bertujuan. Anak-anak yang berusaha menunjukkan kekuasaan berlebihan akan mengalami penolakan, yang menimbulkan rasa bersalah.

Usia sekolah (6thn –11 thn)

Industri vs  inferioritas

Sekolah

Anak-anak perlu mengatasi tuntutan-tuntutan sosial dan akademik baru. Keberhasilan memunculkan rasa berkemampuan, sedangkan kegagalan memunculkan perasaan inferioritas.

Masa remaja (12 – 18 thn)

Identitas vs kebingungan peran

Hubungan sosial

Remaja perlu mengembangkan rasa diri dan identitas pribadi. Keberhasilan memunculkan kemampuan untuk tetap yakin pada diri sendiri, sedangkan kegagalan mengakibatkan kebingungan peran dan rasa diri yang lemah   

Masa dewasa muda (19 – 40 thn)

Keintiman vs kesendirian

Hubungan

Orang dewasa muda perlu membentuk hubungan dekat dan cinta dengan orang lain. keberhasilan memunculkan hubungan kuat, sedangkan kegagalan menghasilkan kesepian dan kesendirian

Masa dewasa tengah (40 –  65 thn)

Generativitas vs stagnasi

Bekerja dan menjadi orang tua

Orang dewasa perlu menciptakan atau memelihara hal-hal yang akan menjadi penerus hidup mereka, kerap dengan memiliki anak atau menciptakan suatu perubahan positif yang memberi manfaat bagi orang-orang lain. keberhasilan mendorong perasaan kebergunaan dan pencapaian, sedangkan kegagalan menghasilkan keterlibatan yang rendah di dunia.  

Masa dewasa akhir (65 thn – mati )

Integritas ego vs keputusasaan

Refleksi atas kehidupan

Orang dewasa akhir perlu melihat kebelakang dalam kehidupan mereka dan merasakan suatu rasa pemenuhan. Keberhasilan tahap ini mendorong perasaan arif, sedangkan kegagalan menghasilkan penyesalan, kepahitan, dan keputusasaan.

 

Jean Piaget (1896-1980). Ia memaparkan bahwa individu secara aktif membangun pemahaman mengenai dunia dan melalui empat tahap perkembangan kognitif.

Tabel 4. Tahap – tahap perkembangan kognitif Piaget

Tahap

Kisaran umur

Karakteristik

Sensorimotor

0 – 2 thn

Bayi membangun pemahaman mengenai dunia dengan mengkordinasikan pengalaman sensoris dengan tindakan fisik. Mulai menggunakan peniruan, memori, dan pikiran. Mulai memahami bahwa objek-objek tidak berarti hilang bila tidak berada dalam pandangan. Beralih dari tindakan-tindakan refleks ke aktivitas yang bertujuan.

Pra operasional

2 – 7 thn

Secara bertahap mengembangkan penggunaan simbol-simbol, termasuk bahasa. Mampu menyelesaikan operasi-operasi secara logis dalam satu arah. Mengalami kesulitan memahami sudut pandang orang lain.

Operasional konkret

7 – 11 thn

Mampu menyelesaikan masalah-masalah konkret. Anak saat ini dapat bernalar secara logis mengenai peristiwa-peristiwa konkret dan mengklasifikasikan obyek-obyek ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda.

Operasional formal

11  – dewasa

Mampu menyelesaikan masalah-masalah abstrak secara logis. Menjadi lebih ilmiah dalam berpikir. Mengembangkan kepedulian tentang isu-isu sosial, identitas. Bernalar lebih abstrak, idealis, dan logis.

 

Lev Vygotsky (1896 – 1934). Menurut Vygotsky, pengetahuan dan pemahaman dunia kita dibangun dalam suatu konteks sosial, tidak hanya bertindak dengan lingkungannya saja.  Pada awalnya anak-anak mengikuti contoh dari orang dewasa, kemudian secara bertahap mengembangkan kemampuan melakukan tugas-tugasnya sendiri tanpa bantuan.

Urie Bronfenbrenner (1917 – 2005). Mengembangkan teori system bioekologis, suatu model yang menyediakan kerangka kerja untuk mengamati beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia. Model ini mengakui pentingnya faktor-faktor biologis bagi perkembangan, juga menunjuk pada fakta-fakta bahwa manusia menciptakan lingkungan untuk membantu membentuk perkembangan mereka sendiri. Ada lima aspek lingkungan yang mempengaruhi perkembangan manusia, yaitu: 

  • lingkungan dekat, keluarga, sekolah, lingkungan tempat tinggal 
  • interaksi-interaksi antara lingkungan --- lingkungan dekat
  • lingkunga luar yang memberikan pengaruh tidak langsung, seperti: tempat kerja orangtua
  • konteks budaya, keyakinan – keyakinan, nilai – nilai, dan norma – norma perilaku
  • perubahan-perubahan seiring waktu.

Sumber tulisan:

  • Hurlock, E. B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.  Edisi Kelima.  Jakarta: Erlangga.
  • Irwanto. 2002. Psikologi Umum. Jakarta: Prenhallindo
  • Santrock, J. W. 2007. Remaja. Edisi 11 jilid 1. Jakarta: Erlangga
  • Upton, P. 2012. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengantar Psikologi Perkembangan Anak

Pengantar Psikologi Perkembangan Anak Zulaeni Esita Dosen Psikologi, Universitas Muhammadiyah Kendari Pendahuluan Psikologi perkembangan ada...